Kamis, 09 April 2009

Realiti kelas 5a part 2

Hari Selasa adalah hari kedua Mona bersekolah di sekolah barunya. Mona sangat senang sekolah di sana karena di mempunyai banyak teman. Diantaranya, Riska, Lisa, Ratih, dan Sela. Mona dan ke-empat temannya itu sangat dekat, sedangkan Eva hanya mempunyai sedikit teman. Eva sangat iri melihat Mona mempunyai banyak teman yang selalu care sama dia. Eva tau Ami dan Emi ingin sekali berteman dengan Mona tapi yang mereka inginkan dari Eva hanyalah karena mereka ingin di jajani.

Suatu waktu Ami dan Ema sengaja pura pura ingin ke kelas karena sakit perut, Eva tahu bahwa Emi dan Ami berbohong lalu ia mengikutinya " eh Em aku sebel banget deh berteman sama Eva ku udah gak nahan di suruh suruh mulu" kata Ami. " eh emang kamu aja yang sebel aku juga sebel tau. Kalau bukan karena kita gak dikai ung jjan oleh orang tua kita pasti aku gak kan nerteman sama dia" kata Emi. melihat perkataan kedua temannya itu, Eva sangat terpukul karena ia menganggap bahwa Ami dan Emi selalu suka dengan perilaku dia. Sekarang ia baru sadar bahwa sulit untuk untuk mencari teman yang tulus berteman dengan dia. " nasi sudah jadi bubur" kata Eva dalam hati, lalu iapun buru buru pergi ke tempat dimana ia nongkrong sama temannya tadi.
" maaf aku tadi di panggil bu leny karena ada keperluan" kata Eva. " ya udah gak apa apa, tapi... kita lagi gak ada uang untuk bayar semua makanan gimana nihh " kata Ami. " ya sudah aku saja yang bayar " kata Eva dengan menyembunyikan kekesalannya

Esok paginya Eva berniat untuk meminta maaf pada mona karena selama ini telah ketus padanya. Tapi Eva tak punya keberanian untuk berkata maaf karena selama ini bukan dia yang meminta maaf tetapi orang lain. Lalu ia merenung beberapa saat di taman belakang sekolah yang memang sering sekali sepi. Mona meliha Eva karena ia juga sering ke taman itu untuk menghirup udara yang segar. " wah, itu kan Eva kenapa ia sendiri kan biasanya ia sama teman temannya tapi kenapa sekaran sendiri ya... Ah aku samperin aja dia" kata Mona sambil menghampiri Eva. " loh Va kamu menangis, kamu menangis karena apa ?" tanya Mona. Eva pun berusaha menyembunyikan kesedihannya tapi Mona memancing Eva agar bercerita padanya. " okey aku ngaku deh aku sedih karena teman temanku berteman dengan ku karena ingin dijajani, dan sebenarnya mereka hanya berpura pura care sama aku. Jujur aku iri sama kamu karena teman teman kamu sangat care sama kamu. Terus..." kata Eva yang perkataannnya sudah di potong oleh Mona. " apa kamu frustasi, apa kamu sedih, dendam atau... " kata Mona. " bukan, bukan itu aku... pipi...ngin..." kata Eva terbata bata. " kamu lapar ya atau haus, yuk kita ke kantin" kata Mona panik karena ia memang seseorang yang sangat perhatian. " Mon, pasti yang berteman dengan mu pasti sangat ber untung karena mendapat teman yang perhatian dan sangat care sama dia selalu. tapi kenapa aku gak bisa jadi seperti kamu yang disukai banyak orang aku selalu di benci oleh banyak orang" kata Eva lirih. " udah.. aku juga dulu pernah di benci oleh banyak orang tapi karena ada satu teman ku yang suport aku namanya Nadia" jawab Mona lirih. " apa Nadia ???" kata Eva heran. " iya nadia, dialah orang yang berpengaruh selama hidupku" jelas Mona. Eva pun terkejut ketika mengetahui semua itu, lalu ia teringat ke masa lalunya ia pernah mempunyai teman yang mirip dengan
Mona. Nama temannya itu adlah Elena, lalu Eva bertanya. " nama kepanjanganmu apa?" tanya Eva. " Mona Lisa Elena Putri, memangnya kenapa ?" kata Mona heran. "benar gak salah lagi" kata Eva. " gak salah lagi apa?" kata Mona heran. " enggak, gak apa apa kok. oya Mon entar ke rumah ku ya jam 2 di jalan gelatik nomor 17'' kata Eva lalu pegi. Mona bingung dengan sikap Eva

Jam 2 pun datang Mona lalu berangkat ke rumah Eva. " ting tung " bunyi bel lalu terbukalah pintu yang dibukakan oleh Eva. " wah cepat sekali kamu datang " kata Eva " ya iyalah aku kn sudah janji kepadamu untuk datang tepat waktu" kata Mona. " ayo masuk" kata Eva. " wah rumahmu bagus sekali..." puji Mona. " terimakasih, ini papaku yang rancang" kata Eva bangga. Mona pun melihat semua gambar rumah yang di desain oleh papa Eva. lalu Mona tertuju oleh satu gambar yang merupakan rumah Nadia dan rumahnya yang lama. " Va rumah ini dan yang ini punya siapa ?" tanya Mona. " oh... itu rumah temanku dan aku" kata Eva geli. Di situ Mona mulai heran, lalu datanglah mama Eva. " eh... kamu temennya Nadia ya yang namanya... ha.. kamu Elena kan " kata mama Eva. " loh tante kok tau nama panggilan saya untuk orang terdekat saya " kata Mona. " ya iyalah kita kn dulu tetangga, h...mm kamu udah lupa ya??!!" kata mama Eva memancing. " oya.. aku ingat tante mamanya Nadia kan ..." kata Mona. " iya... kok kamu baru ingat?? oya bagaimana keadaan keluargamu??" kata mama Eva. " sory tante soalnya udah lam gk ketemu sih, keluarga baik semua kok. oya tan Nadia mana?" tanya Mona. " Va kamu belun kasih tau Mona?" tanya mama Eva. " belum ma " kata Eva. " kasih tau apaan sih tante?" Mona bertanya tanya. " Mona.. Mona di depan kamu ini Nadia" kata mama Eva sambil tertawa. " hah benerean tan " Mona heran. " tepatnya Nadia Eva Yulianti " kata Eva geli. " Nadia !!!" lalu mereka berplukan. Sejak itu mereka selalu bersama, anak anak di sekolah heran kenapa Eva bisa dekat dengan Mona. Ratih, Sela, Riska, dan Lisa pun bergabung dengan mereka dan jadilah Mona and the gank. sedangkan Ami dan Ami bergabung dengan anak anak yang lainnya.

tamat


Rabu, 08 April 2009

Realiti kelas 5a

Pada suatu hari, ada anak baru di kelas 5a bernama Mona Lisa. Mona Lisa adalah anak yang cantik, manis, dan kelihatan pendiam. Banyak anak yang ingin berkenalan dengan dia dan semua anak merasa sangat senang ketika berkenalan dengan dia. Parasnya yang pendiam itu membuat iri Eva yang dahulu sangat punya benyak teman, tapi karena egois ia ditinggalkan teman temannya. Eva adalah anak yang cantik, manis, tapi menor dan judes.
Suatu hari, ada ulangan, dan banyak anak gak belajar termasuk Eva. tapi, mona bersikap santai karena dia selalu belajar setiap saat.
" Huh benci banget deh gue, kenapa sih ulangannya hari ini.... Tapi kan anak baru itu pasti gak tau kan dia anak baru gak pernah tau kurikulum disini" kata Eva kepada gank nya.
" Iya nih, pasti dia gak tau kurikulum di sini " kata Emi salah satu anggota darianggota itu
" Yap, pasti kamu lagi nih jadi siswa berprestasi kembali" kata Ami.
" Tunggu aja nanti sepintar pintarnya loe pasti gue jadi pemenangnya" kata Eva
Sewaktu ulangan suasana sangat tegang, hanya Mona yang bisa menjawab semua soal dengan baik dan dengan cepat. Eva pun iri dengan Mona lalu berkata.
" Pasti jawabnya asal asalan kalau aku sih hati hati jawabnya" kata Eva
" Kalau kamu hati hati kenapa belum ada yang kamu jawab" kata Mona yang melirik kertas Eva
" Sialan loe!!" bentak Eva dalam hati
Sewaktu bel istirahat berbunyi semua nak mengumpulkan kertas ulangannya. Sewaktu mereka menerima hasil ulangan, pak guru takjub melihat nilai Eva jeblok tapi nilai Mona sangat bagus.
" Eva..." kata pak guru
Eva pun maju....
" Pasti dapat seratus pak... Kan aku udh hati hati" kata eva percaya diri
" Dapat seratus dari mana ! Ini dapat 5 tau. Bapak kecewa pada kamu" kata pak guru
" huuuuuu...." kata teman teman
Eva pun kembali ke tempat duduk. Tapi ia masih percaya diri karena pasti Mona lebih kecil darinya. dan sat itu pun datang
" Mona...." kata pak guru
Mona pun maju
"Saya dapat berapa pak?" kata Mona
" Kamu mendapat seratus Mona " kata pak guru
" asyik......" kata Mona kegirangan
" Whatsss....." kata Eva and the gank terkejut


bersambung


08-04-2009

Pada hari rabu, anak anak kelas 5 b berolahraga. sebelum masuk kelas, banyak anak anak yang bermain badminton. Permainan ini sangat diminati karena, bagi kami ini sangat seru. Lalu kami pun tercengang ketika melihat Iqbal dan Ferdical bermain. Mereka bermain saling cemes menyemes yang tajam, tapi mereka masih bisa menyemesnya kembali. Lalu tibalah saat berolah raga. Sebenarnya kami ada ulangan, tapi kerena banyak anak yang berlatih voli jadi dibatalkan. Lalu kamipun ada yang ikut main voli, main lompat tli, main bola dan sebagainya. Sebelum masuk kami masih bermain pasir untuk membuat istana atau yang lain. Eh.... anak laki laki ganggu mereka menyiram air ke tempat kami. ya... aku marah lah, terus aku di bilangin sama teman ku jangan marah marah kalau bisa mengatasinya. Lalu kami pindah dan mereka gak ganggu kami lagi deh. Setelah itu bel masuk berbunyi, kami pun menghentikan permainan kami. Sewaktu masuk kami belajar seperti biasa. Tapi kelas kami akan terasa hampa tanpa lelucon lelucon para pelawak kelas. Tak terasa bel pulang berbunyi dan kami mengakhiri sekolah untuk hari ini.

kisah sang peri bijak

dahulu kala, hiduplah sekawanan peri yang sangat ceroboh. Mereka sering di ejek oleh peri teliti karena mereka selalu di marahin oleh ketua peri. Pada suatu hari, mereka pun mengeluh.
" Huh males banget sih dimarahin terus " kata peri ceroboh bernama peri kuning.
" Iya nih kok kita terus yang dimarahin " kata peri biru.
Lalu datanglah si peri bijak bernama peri jingga, ia adalah penasihat ketua peri.
" Kalian tidak boleh mengeluh, itu salah kalian sendiri karena tidak mau berusaha. Coba saja kalau kalian berusaha pasti kalian bisa menjadi peri teliti, malahan bisa jadi peri bijak." kata peri jingga.
" Akh aku tak percaya padamu peri bijak! Karena peri ceroboh ya peri ceroboh, mana mungkin bisa jadi peri teliti ataupun peri bijak" kata peri hijau
" Hai peri hijau kamu tau gak kalau aku ini dulu peri sial yang tinggal dalam bimbingan tentara peri. kami selalu di ajarkan menjadi seorang peri yang teliti, lalu aku berusaha menjadi peri yang teliti. akhirnya......"
" Akh aku udah tau, akhirnya kamu gagal kan" kata peri ungu
" Siapa bilang aku gak berhasil aku berhasil tau. sejak saat itu aku selalu belajar pada ketua tentara agar aku di didik. Ketua berkata padaku agar tidak selalu menyerah pada keadaan yang di terima. Nasibku dulu lebih pahit dari nasib mu. perkataan itulah yang membuat aku menjadi sampai sekarang ini." kata peri bijak lalu pergi
Peri ceroboh pun menyadari itu dan mulai dari awal lagi, mereka terus menerus belajar agar jadi seorang peri yang berhasil. Dan pada 7 tahun kemudian mereka bertemu dengan peri bijak sebagai peri teliti.
" Wah aku sampai tidak kenal kalian " kata peri bijak sambil terbatuk batuk
" Iya tak terasa waktu cepat sekali bergulir" kata peri kuning
" Ya, waktu itu selau tidak kita rasakan kalau kita memakai waktu untuk hal yang berguna. Tapi kalu kita terus saja menunggu waktu itu datang, pasti akan terasa lama sekali." kata peri bijak.
" Ya peri bijak dan tak terasa kalau kau sudah semakin tua" kata peri biru
" Apakah kamu sudah pensiun menjadi penasihat ketua ?" kat peri ungu
" bhuk..bhuk ya aku telah pensiun, tapi aku akan berkelana untuk memberikan nasihat nasihat"
" Jangan ! kau terlalu tua nanti kalau ada apa apa bagaimana?" kata peri ungu
" ya sudah aku akan turuti katamu, tapi aku minta padamu aku sudah terlalu tua, sebelum akhir hayatku. aku ingin engkau menggantikan aku sebagai penasihat orang banyak agar semua itu menjadi bekalnya. temui aku di pulau suci dekat pohon sakura itu" kata peri bijak lalu pergi.
" Kenapa ia berkata seperti itu ya?" kata peri kuning
" iya ya kenapa ya ?" kata yang lain
Lalu, mereka pun menepati janjinnya itu. Mereka menemui peri bijak. peri bijak berpesan pada mereka agar belajar dan belajar untuk menjadi peri yang berhasil. setelah dia mengatakan semua mereka mengajaknya pulang. namun apa yang terjadi, peri bijak ini hilang bersama daun daun yang jatuh. peri peri ini menjadi sangat sedih. lalu mereka pun menjalankan apa yang di amanatkan oleh sang peri bijak. sejak saat itu mereka menjadi peri yang brhasil dan selalu menjadi kebanggaan ratu.

tamat